Menu

Mode Gelap

Daerah · 16 Apr 2024 09:30 WIB ·

Puluham Warga Desa si7 Banua Jemput Mayat korban Atas Perilaku Pembinaan Kekerasan Terhadap Siswa SMKN 1 Siduaori   


 Puluham Warga Desa si7 Banua Jemput Mayat korban Atas Perilaku Pembinaan Kekerasan Terhadap Siswa SMKN 1 Siduaori    Perbesar

Nias Selatan-Kabar Metro.co

Telah Viral dibeberapa media online Yaredi Nduru, 17, siswa SMKN 1 Siduaori yang diduga menjadi korban penganiayaan dan kekerasan terhadap Siswa SMKN 1 Siduaori. Korban saat ini terpaksa hembus nafas terakhir di ruang ICU RS M. Thomsen Nias di Gunungsitoli senin (15/4/24)

“Yaredi Ndruru anak dari Sekhezatulo Ndruru alias ama hasrat ndruru ayah dan yatiria telaumbanua ibu warga Desa Sifitubanua, Kecamatan Somambawa, Kabupaten Nias Selatan. Provinsi Sumatera Utara. dianiaya oleh oknum Kepala SMKN 1 Siduaori, SZ, dengan memukul kepala korban beberapa kali menggunakan tangan pada Sabtu (23/3) lalu.

Sekhezatulo Ndruru alias Ama Hasrat orangtua Yaredi Ndruru kepada awak senin malam (15/4) mengatakan, anaknya sejak Sabtu (13/4) malam dibawa ke RS M. Thomsen Nias di Gunungsitoli untuk menjalani perawatan karena kondisinya semakin kritis. ujar Sekhezatulo.

Dia menerangkan, sesuai penjelasan dokter yang menangani anaknya, korban mengalami gangguan saraf yang berhubungan di otak dan mata.

Menurut Sekhezatulo Ndruru, kondisi anaknya sebagai korban yang sedang dirawat di ruang ICU RS M. Thomsen Nias telah diinformasikannya kepada pihak Polres Nias Selatan.

Sekhezatulo menambahkan, sejak kejadian yang dialami anaknya, pihak sekolah SMKN 1 Siduaori maupun SZ sendiri tidak pernah menjenguk korban, baik masih berada di rumah maupun saat sedang dirawat di RS M. Thomsen Nias. Dia hanya berharap pihak penegak hukum memberikan keadilan kepada mereka yang merupakan orang lemah.

Natan telaumbanua sebagai pendaping keluarga korban saat dikonfirmasi pihaknya mengakui bahwa masalah ini kita sudah buat laporan ke polres nias selatan pada tanggal 12/04/2024, selama ini kita hanya hanya menunggu realisasi dari pihak penyidiknya jelasnya.

“Ditengah malam yang begitu ramai warga desa si7 banua di simpang 3 jalan lintas itu bertujuan untuk membawa mayat korban itu ke rumah pelaku, namun tidak terjadi, 

Kapolsek lahusa Yang dihadiri Aipda sozawato Baene sampaikan rasa aman kepada warga tersebut, agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.

AIPDA sozawato Baene mengatakan, kalau bisa kita antar dulu korban kerumah, masalah ini kan sudah ditangangin pihak penyidik polres nias selatan, kami hadir disini atas perintah tidak untuk menambah masalah. Pihaknya juga berharap agar jangan menimbulkan masalah baru biarlah pihak penegak hukum yang bergerak. Harapnya

Mendengar penjelasan Aipda sozawato Baene itu para keluarga korban merasa sangat puas.

Liatulo telaumbanua berterimakasih atas kedatangan pihak polisi, kami juga berharap dukungan dari pihak penegak hukum baik secara adat secara hukum dan lain lain berharap agar dapat dihadiri pada saat penguburan nantinya.

Juga berharap agar dapat segera dapat dilakukan pengamanan kepada pelaku penanyaan ini, harapan kami agar segera dapat diproses secepatnya atas perbuatan yang dilakukan oleh kepala sekolah SMKN 1 Siduaori,

Sangat ampresiasi kehadira pihak polisi dan kami juga keluhkan harapan agar dapat segera ditahan, kalau masih belum ditahan maka kami juga belum dapat makamkan sebelum dilakukan penahanan” keluh keluarga korban.

Kami sangat mengetahui cirikhas anak tersebut sebelumnya belum ada sakit apapun setelah di aniaya maka terdapat beberapa banyak tumpahan darah di saraf otak, hal itu disampaikan oleh keluarga yang hadir malam itu” tandasnya

Dikonfirmasi ibu anak tersebut yatiria telaumbanua Pada hari Sabtu (23/3) sore anaknya pulang ke rumah mereka di Desa Sifitubanua dari tempat mereka tinggal selama ini di salah satu rumah penduduk bersama dua orang temannya yang terletak dekat dengan gedung sekolah SMKN 1 Siduaori.

Pada saat itu Yaredi Ndruru mengeluh sakit kepala terasa pusing. Orang tua korban menyuruh anaknya untuk minum obat sakit kepala.

Kemudian esok harinya, Minggu (24/3) Yaredi pamit kepada ibunya untuk kembali ke rumah tempat tinggal sementara di dekat gedung SMKN 1 Siduaori, mengingat besoknya korban mengikuti Prakerin di Kantor Camat Siduaori.

Pada saat itu Yaredi mengaku pada ibunya kondisinya masih merasakan pusing.  Yatiria menganjurkan kepada anaknya untuk tidak sekolah/prakerin besok kalau memang keadaannya masih pusing. Namun korban tetap bersikeras harus berangkat untuk mengikuti Prakerin keesokan harinya.

Kemudian pada Selasa (26/3) salah seorang teman korban melalui telepon seluler memberitahukan kepada orangtua Yaredi bahwa korban sakit parah dan sempat tidak sadarkan diri.

Dari pemberitahuan yang diterima tersebut, Yatiria berangkat menuju rumah tempat tinggal sementara anaknya di Desa Siduaori dan menanyakan kepada temannya mengapa Yaredi bisa sakit dan sempat tidak sadarkan diri.

Dari salah seorang teman korban, Yatiria mendapat jawaban dan menceritakan kronologi kejadian yang menimpa korban anaknya. Berawal saat mereka yang sedang Prakerin di Kantor Camat Siduaori disuruh oleh Sekcami mengangkat genset untuk  dipindahkan di mobil, tetapi mereka tidak mengindahkan perintah tersebut.

Kemudian pada esok harinya, Sabtu (23/3) sekira pukul 09.00 WIB, seluruh siswa yang Prakerin dikumpulkan di sekolah. Khusus mereka yang Prakerin di Kantor Camat Siduaori dipanggil oleh kepala sekolah SZ di ruang kelas.

“Pada saat itu mereka mendapat pembinaan kekerasan dari kepala sekolah dengan cara memukul kepala para siswa dengan tangannya masing-masing ada yang 3 kali dan ada juga yang lebih,” jelas Yatiria menirukan informasi dari salah seorang teman korban.

Melihat kondisi anaknya lemas, Yatiria lebih awal membawa anaknya berobat di tempat perawat yang ada di desa terdekat di sekitar Kecamatan Siduaori. Karena kondisinya korban semakin memburuk berakhir Yaredi di rujuk ke RSUD Thomsen Nias di Gunung Sitoli untuk penanganan medis lebih lanjut.

Dari kejadian tersebut,  pihak keluarga korban Yaredi Ndruru dan pihak sekolah SMKN 1 Siduaori telah mencoba memediasi dengan cara  perdamaian secara kekeluargaan namun gagal. F.Ndruru

Artikel ini telah dibaca 213 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Kerudung & Wisata Religi

8 September 2024 - 18:35 WIB

Malam Ini Anggota DPRK Nagan Raya, Heri Yanda Undang Ribuan Warga ke Kediamannya

7 September 2024 - 10:16 WIB

Kabupaten Bolmut, Mitra Dan Sitaro akan ada Penjabat Bupati Baru.

6 September 2024 - 23:12 WIB

Bersama Ribuan Warga Bupati Pemalang Ajak Jalan Sehat Bersama 

1 September 2024 - 09:46 WIB

PT MIFA Bersaudara Dukung Persiapan Tim Pra PON Aceh

31 Agustus 2024 - 16:11 WIB

Ratusan Pendukung Pasangan Calon Bupati Dan Wakil Bupati Firman Giawa Dan Robert Dachi

30 Agustus 2024 - 06:44 WIB

Trending di Daerah