Dispora Budpar Kabupaten Tangerang: “HMI” Anggaran Gemuk, Prestasi Kosong
Ahmad nawawi pengurus bidang Ptkp (perguran tinggi kemahasiswaan dan kepemudaan ) Hmi cabang Kabupate. Tangerang.
Kabupaten Tangerang kembali dipertontonkan wajah buram tata kelola birokrasi, kali ini datang dari **Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispora Budpar)**. Dinas yang seharusnya menjadi motor penggerak kreativitas pemuda, prestasi olahraga, dan kemajuan pariwisata justru terkesan **jalan di tempat, minim inovasi, dan sarat persoalan**.
Anggaran Dispora Budpar setiap tahun tidak kecil. Namun publik patut bertanya: **ke mana arah dan hasilnya?**
Prestasi olahraga stagnan, pembinaan atlet terkesan seremonial, fasilitas olahraga banyak yang tidak terawat, sementara atlet dan komunitas pemuda sering mengeluh minimnya dukungan nyata.
Di sektor pariwisata, kondisi lebih memprihatinkan. **Potensi wisata Kabupaten Tangerang yang besar tidak dikelola secara serius.** Banyak destinasi dibiarkan tanpa pengembangan, promosi lemah, dan tidak memberi dampak signifikan bagi ekonomi masyarakat lokal. Pariwisata hanya dijadikan jargon laporan, bukan alat kesejahteraan rakyat.
Lebih ironis lagi, berbagai program Dispora Budpar terkesan **elitis dan tidak menyentuh akar persoalan pemuda**. Kegiatan cenderung habis di seminar, acara seremonial, dan proyek jangka pendek tanpa keberlanjutan. Pemuda di tingkat kecamatan hingga desa justru merasa ditinggalkan.
Kondisi ini memunculkan dugaan kuat adanya **kegagalan manajerial, pemborosan anggaran, bahkan potensi penyimpangan kebijakan**. Jika Dispora Budpar tidak sedang gagal total, lalu mengapa indikator kemajuan pemuda, olahraga, dan pariwisata Kabupaten Tangerang begitu tertinggal?
Kami menuntut:
1. **Audit terbuka dan menyeluruh** terhadap penggunaan anggaran Dispora Budpar.
2. **Evaluasi total kinerja pimpinan dinas**, termasuk kepala bidang terkait.
3. **Pelibatan aktif pemuda, komunitas olahraga, dan pelaku wisata lokal** dalam perumusan kebijakan.
4. Hentikan program seremonial yang hanya menghabiskan anggaran tanpa dampak.
Jika Dispora Budpar terus dibiarkan dengan pola kerja seperti ini, maka yang dirugikan bukan hanya pemuda dan atlet, tetapi **masa depan Kabupaten Tangerang itu sendiri**. Pemerintah daerah tidak boleh tutup mata atas kebobrokan ini.
jika hal tersebut terus di biarkan maka kami akan turun aksi
“Kabupaten Tangerang butuh terobosan, bukan pembiaran, Pemuda butuh keberpihakan, bukan janji kosong.”
( Rin)












