Berita

Semangat Wirausaha Tumbuh Dari Balik Tembok Lapas Kelas IIA Banjarmasin

×

Semangat Wirausaha Tumbuh Dari Balik Tembok Lapas Kelas IIA Banjarmasin

Sebarkan artikel ini

Banjarmasin, Kabarmetro.co

Dari balik tembok Lapas, semangat wirausaha terus tumbuh. Melalui program kemandirian kuliner, warga binaan Lapas Kelas IIA Banjarmasin kembali menunjukkan kreativitas dan keterampilan mereka dengan memproduksi keripik tempe secara mandiri, Selasa (01/07).

Dengan bahan dasar 3 kilogram kacang kedelai dan 12 sendok tepung tapioka, para warga binaan mengolah tempe menjadi camilan gurih dan renyah. Proses dimulai dari perendaman dan perebusan kedelai, fermentasi menjadi tempe, hingga pengolahan menjadi keripik berbumbu racikan sendiri.

Dari produksi tersebut, dihasilkan sebanyak 28 lonjor tempe yang kemudian diolah menjadi 64 bungkus keripik tempe siap konsumsi. Produk tersedia dalam tiga varian rasa, yaitu original, balado, dan jagung bakar. Di antara ketiganya, rasa original dan jagung bakar menjadi yang paling diminati.

Proses penggorengan dan pengemasan dilakukan secara bertahap selama 4 hingga 5 jam, dengan melibatkan beberapa warga binaan secara bergiliran. Seluruh kegiatan berlangsung di dapur blok hunian, menggunakan peralatan sederhana namun tetap mengutamakan kebersihan dan keamanan pangan.

Warga binaan Dita Dwi bertanggung jawab terhadap jalannya produksi, mulai dari pengaturan bahan baku, proses pengolahan, hingga distribusi hasil akhir.

Untuk sementara, hasil produksi ini dipasarkan secara internal guna memenuhi kebutuhan warga binaan di kantin blok hunian. Selain memberi manfaat langsung bagi sesama, pemasaran internal ini juga menjadi bagian dari latihan pengelolaan usaha secara mandiri.

“Ini bukan sekadar kegiatan mengisi waktu, tetapi bagian dari pembinaan kemandirian dan pelatihan keterampilan usaha kecil. Kami belajar cara produksi, kerja tim, hingga pengemasan,” ujar salah satu warga binaan yang terlibat.

Kasi Kegiatan Kerja, Hazairin, menyampaikan bahwa kegiatan produksi keripik tempe ini merupakan salah satu bentuk pelatihan usaha kecil yang terus dikembangkan.

“Kami dorong kegiatan berbasis produksi seperti ini karena memberikan bekal keterampilan nyata dan melatih tanggung jawab warga binaan dalam menjalankan usaha secara mandiri,” ujarnya.

Sementara itu, Kalapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, menegaskan komitmen pihaknya dalam menciptakan ruang-ruang produktif bagi warga binaan.

“Pembinaan kemandirian harus aplikatif dan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Produksi keripik tempe ini bukan hanya melatih keterampilan teknis, tetapi juga menumbuhkan semangat wirausaha dan kerja sama,” tuturnya.

Pihak Lapas Banjarmasin memberikan apresiasi atas inisiatif ini sebagai bagian dari program pembinaan kemandirian. Melalui kegiatan seperti ini, warga binaan dibekali keterampilan dan sikap produktif sebagai bekal untuk hidup mandiri setelah bebas nanti. (Lapas Banjarmasin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *