Banjarmasin, Kabarmetro.co –
Lapas Kelas IIA Banjarmasin kembali dipenuhi nuansa religius. Pada Kamis (02/10), Ustadz Ilham Humaidi, Pimpinan Majelis Ta’lim Dzikir & Sholawat As-Shofa Banjarmasin, hadir memberikan tausyiah bertema Taubat kepada para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Dalam tausyiahnya, Ustadz Ilham menekankan pentingnya memahami makna taubat dari sisi bahasa maupun syariat.
“Taubat secara bahasa berarti kembali. Sedangkan menurut syariat, taubat adalah kembalinya seorang hamba dari perbuatan dosa menuju ketaatan kepada Allah, disertai penyesalan yang tulus dan tekad kuat untuk tidak mengulanginya,” jelas beliau.
Beliau juga menambahkan bahwa taubat berarti kembali dari jauhnya seorang hamba dari Allah untuk menjadi lebih dekat kepada-Nya.
“Bagaimana cara mengukur jauh dan dekatnya kita dengan Allah? Ketika seseorang menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, maka ia dekat dengan Allah. Sebaliknya, ketika ia mengabaikan perintah Allah dan mengerjakan apa yang dilarang, maka ia jauh dari Allah. Jadi, saat seorang hamba bertaubat, sejatinya ia sedang kembali kepada Allah,” terang beliau.
Selain itu, Ustadz Ilham turut menyampaikan pesan penting tentang Ridho Allah.
“Dimanapun kita berada, carilah ridho Allah. Karena ridho Allah itulah yang menjadi kunci ketenangan hidup, baik di dunia maupun di akhirat,” pesannya yang disimak penuh khidmat oleh para WBP.
Di sela tausyiah tersebut, Ustadz Ilham juga mempersilakan para jamaah untuk bertanya. Salah satu WBP bernama Rahman mengajukan pertanyaan:
“Jika kita pernah mengambil hak orang lain dan ingin bertobat, namun orang yang pernah kita zalimi itu sudah meninggal atau tidak diketahui tempat tinggalnya, bahkan ahli warisnya pun tidak ada, bagaimana sebaiknya?”
Menjawab pertanyaan itu, Ustadz Ilham memberikan penjelasan penuh hikmah.
“Ketika kita berbuat salah kepada Allah, maka kita memohon ampun kepada-Nya. Namun jika salah itu terkait dengan sesama hamba Allah, selain meminta ampun kepada Allah, kita juga wajib meminta maaf kepada orang yang kita zalimi. Jika dalam kondisi seperti yang ditanyakan, maka perbanyaklah amal ibadah atas nama orang tersebut, dan lakukan amalan yang pahalanya terus mengalir, seperti wakaf untuk pembangunan masjid, pondok pesantren, atau amal jariyah lainnya. Dengan begitu, pahala jariyah akan sampai kepada orang yang telah dizalimi itu,” jelas beliau.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kasi Binadik Gunadi, Kasubsi Bimkemaswat Muhammad Ansyari, serta staf pembinaan. Kehadiran jajaran pembinaan tersebut menunjukkan dukungan penuh terhadap penguatan nilai-nilai keagamaan bagi warga binaan.
Kalapas Akhmad Herriansyah melalui Kasi Binadik menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Ustadz Ilham.
“Kami sangat berterima kasih atas tausyiah yang diberikan. Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi warga binaan untuk memperbaiki diri, memperdalam keimanan, serta menambah semangat dalam menjalani masa pidana dengan penuh harapan,” ujarnya.
Para WBP tampak antusias mengikuti tausyiah yang penuh keteduhan ini. Kegiatan tersebut diharapkan menjadi energi spiritual yang mampu menguatkan tekad warga binaan untuk memperbaiki diri, menata hati, dan menyiapkan langkah baru menuju kehidupan yang lebih baik setelah kembali ke masyarakat. (Humas Lapas Banjarmasin)