Karang Intan, Kabarmetro.co —
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Karang Intan kembali menunjukkan hasil nyata dari program pembinaan kemandirian melalui kegiatan peternakan ayam petelur di Wahana Asimilasi dan Edukasi 3. Pada Senin (27/10), Lapas Narkotika Karang Intan mencatat hasil panen telur harian mencapai 700 butir telur yang dihasilkan oleh ayam-ayam petelur peliharaan warga binaan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian warga binaan yang telah berjalan di Lapas Narkotika Karang Intan dan terus dikembangkan di bawah kepemimpinan Kepala Lapas, Yugo Indra Wicaksi, dengan tujuan membekali warga binaan keterampilan produktif yang dapat dimanfaatkan setelah bebas nanti. Program peternakan ayam petelur tersebut dikelola langsung oleh warga binaan di bawah pengawasan petugas pembinaan, dan menjadi salah satu unit unggulan dalam pengembangan Wahana Asimilasi dan Edukasi Lapas.
“Program peternakan ini tidak hanya menghasilkan produk pangan berkualitas, tetapi juga membentuk karakter kerja keras, tanggung jawab, dan kemandirian bagi warga binaan. Kami terus dorong agar kegiatan pembinaan ini berkelanjutan dan memberi manfaat ekonomi baik bagi warga binaan maupun lembaga,” ungkap Kalapas Yugo Indra Wicaksi.
Dengan jumlah populasi ayam petelur yang terus berkembang, produksi telur setiap harinya stabil dan menjadi salah satu sumber bahan pangan untuk kebutuhan dapur Lapas serta sebagian disalurkan ke pihak ketiga melalui kerja sama pembinaan. Proses perawatan ayam dilakukan secara teratur, mulai dari pemberian pakan, pengecekan kesehatan, hingga pembersihan kandang yang seluruhnya melibatkan warga binaan terlatih.
Keberhasilan program peternakan ayam petelur ini menjadi bukti bahwa pembinaan di Lapas Narkotika Karang Intan tidak hanya berfokus pada aspek moral dan spiritual, tetapi juga pada penguatan kemandirian ekonomi dan keterampilan kerja nyata.
Melalui kegiatan seperti ini, Lapas Narkotika Karang Intan terus berkomitmen menciptakan lingkungan pembinaan yang produktif, edukatif, dan berdampak positif, sejalan dengan semangat Pemasyarakatan dalam membangun manusia seutuhnya. (rhs)












