BANGKA SELATAN – Kabarmetro.co
Adanya layanan Inovasi Dosis Sambung dari Rumah Sakit Umum Daerah [RSUD] Junjung Besaoh, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. program tersebut berdampak positif terhadap masyarakat didaerah terpencil.
Direktur RSUD Junjung Besaoh dr Helen Sukendy menyampaikan bahwa jika melihat data, jumlah kunjungan pasien spesialis ke RSUD Junjung Besaoh sebelum dan pasca inovasi menunjukkan adanya peningkatan. yang mana tahun 2022 Pelayanan hanya mencakup sebanyak 10.433 orang pasien. Sementara tahun 2023 jumlah kunjungan meningkat signifikan menjadi 17.452 orang pasien.
“Bahkan semester pertama tahun 2024, jumlah kunjungan telah mencapai 12.693 orang pasien,” kata Helen, saat dikonfirmasi media Kabar Metro Co. via Whatshaap Selasa, 5 November 2024.
Helen menerangkan dengan Inovasi Dosis Sambung hambatan tersebut teratasi dengan mendekatkan pelayanan kesehatan, mengedepankan kualitas profesional tanpa diskriminasi bahkan ditangani langsung oleh dokter spesialis.
Ia menambahkan tujuan pelayanan publik bidang kesehatan adalah menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia, salah satu upaya adalah program berobat gratis menggunakan KTP bagi masyarakat Kabupaten Bangka Selatan.
“Ini menunjukkan bahwa inovasi Dosis Sambung berhasil mendekatkan layanan spesialis kepada masyarakat. Sehingga meningkatkan kesadaran dan akses terhadap pelayanan kesehatan, Dosis Sambung adalah layanan kesehatan untuk desa terpencil dan sangat terpencil,” ungkap dia.
Sementara itu, Helen Sukendy menyebutkan melalui inovasi ini memberikan kemudahan aksesibilitas layanan spesialis tanpa harus bepergian jauh, sehingga masyarakat dapat mendapatkan kualitas pelayanan lebih baik, diagnosa dan perawatan yang lebih cepat dan akurat.
“Agenda pelayanan kesehatan meliputi pemeriksaan kesehatan dokter spesialis dan dokter umum, terpenting terselenggaranya edukasi dan pemberdayaan masyarakat secara langsung maupun online dengan penyuluhan dan edukasi kesehatan, konsultasi via WhatsApp serta fisioterapi,” jelas Helen.
Menurut Helen, manajemen RSUD Junjung Besaoh pertama kali akan menghubungi pihak desa dan puskesmas untuk mengabari akan memulai program inovasi. Setelah itu pihak desa dan puskesmas dapat mengisi pelayanan apa yang akan dibawa ke desa tersebut.
“Supaya masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal. Setiap desa memang berbeda-beda. Misalnya desa dengan populasi kasus penyakit dalam lebih banyak. Namun, ada juga kasus bedah,” tuturnya.
Selain itu, kata Helen Sukendy lewat program Dosis Sambung RSUD Junjung Besaoh turut ambil bagian dalam menekan angka prevalensi stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak.
“Dokter spesialis anak akan melakukan pengecekan kesehatan terhadap anak-anak yang ada di desa tersebut, target Pemkab Basel dapat menurunkan prevalensi stunting hingga 18 persen pada tahun 2025. Ketika diteliti kita dapatkan memang masyarakat harus mendapatkan penanganan lebih lanjut otomatis itu akan kita rujuk ke rumah sakit,” terang Helen.(Joko Bon)
Tinggalkan Balasan