Berita

Algoritma Pemecah Belah Bangsa? Ketua JWI Ramadhan Djamil Serukan Kewaspadaan Digital!

×

Algoritma Pemecah Belah Bangsa? Ketua JWI Ramadhan Djamil Serukan Kewaspadaan Digital!

Sebarkan artikel ini

JAKARTA  | Di tengah hiruk pikuk informasi dan pesatnya perkembangan teknologi digital, sebuah peringatan penting datang dari Ketua Umum Jajaran Wartawan Indonesia (JWI), Ramadhan Djamil. Ia menyoroti potensi bahaya sistem algoritma yang, jika disalahgunakan, dapat menjadi “pemecah belah bangsa”. Dalam era digital yang serba cepat ini, setiap informasi yang beredar di platform media sosial seperti TikTok, Instagram, dan lainnya, perlu disikapi dengan kecermatan. 11/SEPTEMBER/2025

Ancaman Algoritma yang Menghantui

Algoritma, pada dasarnya, adalah sebuah sistem yang dirancang untuk memproses data dan memberikan rekomendasi, atau bahkan mengotomatisasi tindakan tertentu. Sejatinya, sistem ini memiliki potensi besar untuk kebaikan, mempermudah hidup, dan mempercepat akses informasi. Namun, Ramadhan Djamil menyoroti sisi gelapnya: bagaimana algoritma bisa disalahgunakan untuk tujuan yang merusak.

Salah satu kekhawatiran terbesar adalah kemampuan sistem algoritma untuk memanipulasi realitas visual dan audio. Bayangkan skenario di mana wajah seorang pejabat tinggi negara ‘dipinjam’ dan ‘ditempel’ pada sebuah rekaman video, lalu dibuat seolah olah sedang menyampaikan pidato penting – padahal isi pidato tersebut sama sekali tidak pernah diucapkan oleh pejabat tersebut. Ini bukan lagi fiksi ilmiah, melainkan sebuah ancaman nyata yang dikenal sebagai ‘deepfake’. Modus operandi ini dapat dengan mudah menyebarkan disinformasi masif, memicu kebingungan, dan bahkan menciptakan narasi palsu yang berujung pada perpecahan.

Lebih jauh lagi, Ramadhan Djamil juga memperingatkan bahwa “sistem demo” atau mobilisasi massa bisa saja digerakkan “dengan algoritma, tanpa ada koordinator lapangan”. Ini berarti, sentimen publik bisa dimanipulasi secara otomatis, memicu gerakan yang seolah olah spontan namun sejatinya terorkestrasi oleh kekuatan tak terlihat di balik layar.

Jangan Biarkan Indonesia Jadi Uji Coba

Peringatan ini bukan main main. “Jangan mau negara kita dibuat uji coba dengan sistem algoritma ini,” tegas Ramadhan Djamil. Indonesia, sebagai negara dengan jumlah pengguna internet yang masif, menjadi lahan subur bagi penyebaran informasi dan juga disinformasi. Jika kita lengah, teknologi yang seharusnya menjadi alat pemersatu dan pendorong kemajuan justru bisa menjadi bumerang yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Masyarakat harus cerdik dalam memperhatikan informasi dan perkembangan media, baik itu di TikTok, Instagram, maupun platform digital lainnya.

Pentingnya Sosialisasi dan Kecerdasan Digital

Oleh karena itu, “pentingnya sosialisasi tentang algoritma ini ke masyarakat” menjadi sebuah keharusan. Masyarakat harus dibekali dengan literasi digital yang kuat, kemampuan berpikir kritis, serta kesadaran untuk selalu memverifikasi informasi sebelum mempercayai atau menyebarkannya. Kita harus cerdik dan waspada terhadap setiap informasi serta perkembangan media, baik di TikTok, Instagram, maupun platform lainnya. Kecerdasan digital adalah benteng pertama kita.

Membangun Bangsa untuk Generasi Penerus

Meskipun algoritma bisa disalahgunakan, kita tidak boleh melupakan esensi awalnya sebagai alat yang bermanfaat. Tantangan kita adalah bagaimana memanfaatkan potensi baiknya sekaligus membentengi diri dari dampak negatifnya. Mari bersama sama “membangun negara untuk generasi penerus bangsa” dengan fondasi digital yang kuat, berlandaskan kebenaran dan persatuan, bukan kepalsuan dan perpecahan. Masa depan bangsa ada di tangan kita, dan kecerdasan digital adalah salah satu kuncinya.

Lutfi Yahya

Penulis: JamalEditor: Radektur Nasional

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *