Banjarmasin, KABAR METRO, –
Di balik pagar tinggi dan rutinitas kehidupan di Lapas Kelas IIA Banjarmasin, ada kisah tentang harapan yang terus tum buh. Salah satunya datang dari Budi (nama samaran), seorang warga binaan yang kini aktif dalam kegiatan budidaya ikan lele, bagian dari program pembinaan kemandirian yang dikelola oleh Seksi Kegiatan Kerja. Jumat, 30/05/2025
Setiap pagi dan sore, Budi dengan telaten memberi pakan, mengecek kondisi air, serta memastikan ikan-ikan lele dalam kondisi sehat. Baginya, kegiatan ini bukan sekadar pekerjaan harian, tetapi bagian dari perjalanan hidup untuk memperbaiki diri.
“Dulu saya tidak punya arah. Di sini saya belajar tanggung jawab. Ngasih makan lele tiap hari mungkin kelihatannya sepele, tapi buat saya itu latihan untuk jadi orang yang lebih disiplin,” ujar Budi sambil menebar pakan ke kolam.
Awalnya Budi mengaku tidak tahu-menahu soal ikan lele. Namun berkat bimbingan dari petugas dan rekan-rekan warga binaan lain yang lebih dulu berpengalaman, ia mulai memahami teknik dasar budidaya—dari pemilihan benih, pola makan, hingga perawatan air. Ia bahkan mencatat sendiri perkembangan ikan yang ia rawat.
“Saya jadi tahu bahwa kalau air kotor, lele bisa stres dan mati. Jadi harus sering dicek. Kita belajar dari kesalahan juga,” tambahnya.
Budi menyimpan harapan sederhana: setelah bebas nanti, ia ingin mencoba membuka usaha kecil-kecilan di kampungnya dengan modal pengetahuan yang ia dapat di lapas.
“Kalau bisa, saya mau mulai dari beberapa kolam kecil. Biar bisa hidup jujur, dan gak nyusahin siapa-siapa lagi.”
Kisah Budi adalah gambaran nyata dari semangat perubahan yang tumbuh dari dalam. Budidaya lele bukan hanya soal memelihara ikan, tapi juga memelihara harapan dan membangun masa depan yang lebih baik.
(Lapas Banjar)
