Kotabaru, Kabarmetro.co –
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Kalimantan Selatan, Mulyadi, berikan penguatan tugas pokok dan fungsi (tusi) bagi jajaran petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kotabaru, Senin (7/7). Kakanwil sampaikan sejumlah arahan, khususnya mendukung 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, antara lain: memberantas peredaran narkoba dan pelaku penipuan dengan berbagai modus di Lapas dan Rutan; memberdayakan warga binaan untuk mendukung ketahanan pangan; penguatan dan peningkatan pendayagunaan warga binaan untuk menghasilkan produk UMKM.
“Baru-baru ini, terjadi beberapa kasus pelarian narapidana di berbagai daerah. Pelarian bukan semata-mata karena lemahnya tembok, tapi bisa disebabkan kelengahan petugas yang tidak menjalankan SOP, atau bahkan kurangnya pemantauan rutin,” ujar Mulyadi, awali penguatan.
Dirinya menyampaikan pemberantasan peredaran narkoba dan handphone illegal di Lapas/Rutan menjadi kunci menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang aman dan tertib.
“Petugas P2U wajib melakukan pemeriksaan badan dan barang terhadap setiap petugas maupun pengunjung yang melewati pintu P2U. Kemudian lakukan razia rutin dan mendadak terencana, gunakan teknologi pengawasan seperti CCTV dan detektor. Sanksi keras terhadap pelanggaran oleh warga binaan maupun petugas. Pengawasan ketat terhadap narapidana risiko tinggi, dan lakukan kolaborasi aktif dengan TNI/Polri, BNN dan APH lainnya,” tegas Kakanwil.
Orang nomor satu di Ditjenpas Kalimantan Selatan ini juga sampaikan hal-hal yang perlu dilakukan dalam peningkatan keamanan dan pencegahan pelarian diantaranya: kontrol internal harus berjalan ketat; pekuat kontrol blok dan pengawasan; maksimalkan petugas piket; waspada setiap saat terutama pada empat hal rawan, yakni barang rawan, tempat rawan, waktu rawan dan orang rawan.
“Lebih baik lelah karena mencegah daripada harus menyesal karena muncul masalah,” tambahnya.
Kemudian dalam hal ketahanan pangan yang merupakan salah satu poin Asta Cita Presiden dan menjadi poin dalam program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, bagaimana menciptakan Lapas/Rutan produktif dan mendukung ketersediaan pangan nasional melalui pemberdayaan warga binaan.
“Lakukan inventaris dan optimalkan lahan kosong yang ada di dalam Lapas, dan data warga binaan yang mempunyai keahlian pertanian dan peternakan. Selain itu kembangkan program pertanian, perikanan, peternakan dan hidroponik melibatkan pihak eksternal. Hasil panen harus bermanfaat bagi kebutuhan dalam dan luar Lapas,” ungkapnya.
Dirinya juga meminta jajaran Lapas Kotabaru menjaga kerahasiaan data pada aplikasi Sistem Database Pemasyarakatan (SDP), karena di dalamnya terdapat informasi penting dan sensitive terkait identitas, status hukum serta riwayat tahanan dan narapidana. Tidak hanya menyangkut kepentingan internal, tetapi juga aspek hukum dan keamanan.
“Saya mengingatkan agar setiap operator tidak membocorkan atau menyalahgunakan informasi dalam SDP, menjaga akses sitem hanya untuk kepentingan dinas. Berhati-hati dalam setiap proses penginputan dan pengelolaan data, serta tidak membiarkan pihak yang tidak berwenang mengakses data tersebut,” pintanya.
Banyak hasil UMKM karya warga binaan yang perlu ditingkatkan baik dari segi mutu, estetika dan daya saing pasar. Karena itu perlu ada pembinaan berkelanjutan dan kerja sama strategis dengan pihak eksternal.
“Analisa produk-produk yang memiliki nilai jual dan mudah dipasarkan, perbaiki mutu produk melalui pelatihan kerja berbasis kompetensi. Libatkan komunitas bisnis, dinas dan swasta sebagai mitra pemasaran. Gunakan media sosial dan marketplace untuk promosi produk. Sertifikasi atau branding hasil karya unggulan dari Lapas,” urainya.
Integritas dan disiplin merupakan pondasi utama dalam menjalankan tugas pemasyarakatan. Petugas harus mampu menjaga kepercayaan publik melalui sikap jujur, taat aturan dan bertanggung jawab dalam setiap tindakan.
“Disiplin waktu, berpakaian dan pelaksanaan tugas harus menjadi budaya kerja yang dibangun dari atas ke bawah,” tambahnya.
Dirinya juga menyampaikan empat tips bekerja bagi pegawai pemasyarakaatan, yakni: bekerja tidak perlu dilihat; jangan berharap pujian; jangan gila jabatan dan jangan cari perhatian.
“Kita bekerja cukup sesuai tupoksi di tempat kerja, bukan berharap pujian dari orang lain, jadi jika dipuji tidak terbang, dicaci tidak tumbang, maka berikanlah kinerja yang terbaik dalam melayani dan bekerja, yang terbaik bagi bangsa dan negara,” pesannya.
“Keamanan yang baik berimbas pada pembinaan yang berjalan lancar, begitu juga sebaliknya. Mari bahu membahu rapatkan barisan, tingkatkan solidaritas dan kerja tim serta utamakan SOP dalam pelaksanaan tugas. Bekerja professional dan proporsional, senantiasa waspada, punya kemampuan deteksi dini dan kewaspadaan terhadap gangguan kamtib, berpedoman pada aturan yang berlaku” tambahnya.
Kegiatan penguatan ini juga menjadi ruang pembinaan terhadap Calon Pegawai Negeri Sipil Lapas Kotabaru, penegasan tentang pentingnya orientasi terstruktur dan pendampingan oleh mentor yang kompeten.
Sebagai penutup, Mulyadi menyampaikan prinsip kerja sederhana namun bermakna bagi seluruh jajaran pemasyarakatan.
“Bekerjalah dari hati, sepenuh hati, selalu hati-hati dan jangan sesuka hati,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Lapas Kotabaru, Doni Handriansyah, menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas penguatan tusi yang diberikan Kakanwil bagi jajaran Lapas Kotabaru.
“Arahan dan penguatan dari Bapak Kakanwil menjadi motivasi bagi kami untuk terus menjaga integritas, memperkuat disiplin, dan melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab. Kami siap berbenah dan melangkah maju bersama untuk Pemasyarakatan pasti bermanfaat untuk masyarakat,” komitmennya.
(arb)