Banjarmasin, Kabarmetro.co –
Rabu (03/09) pagi, bengkel kerja Lapas Kelas IIA Banjarmasin dipenuhi suara khas gesekan gergaji. Di tengah suasana itu, Ruza’i, seorang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), tampak serius memotong papan triplek. Dengan penuh konsentrasi, ia mengukur, menahan, lalu menggerakkan gergaji perlahan agar potongan kayu tetap rapi sesuai pola yang direncanakan.
Sebelum menjalani masa pidana, Ruza’i bekerja sebagai tukang rumah. Dunia keterampilan tangan sudah lama akrab dengannya, sehingga kegiatan meubel di dalam lapas terasa seperti kelanjutan dari kehidupan yang pernah ia jalani di luar.
“Kalau ada kegiatan seperti ini, saya tidak merasa jenuh. Ada aktivitas yang bisa saya ikuti, jadi waktu saya lebih bermanfaat. Biasanya setelah selesai berkegiatan, saya langsung istirahat ketika berada di kamar. Badan capek, tapi hati senang karena ada yang dikerjakan,” ujar Ruza’i.
Bagi Ruza’i, keterampilan meubel lebih dari sekadar aktivitas mengisi hari. Ia menganggapnya sebagai bekal nyata untuk masa depan.
“Harapan saya, setelah bebas nanti, saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,” tambahnya penuh keyakinan.
Kepala Lapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, mengapresiasi semangat Ruza’i dan WBP lainnya dalam mengikuti program ini.
“Kami selalu mendorong warga binaan untuk aktif dalam kegiatan pembinaan, khususnya program kemandirian bidang keterampilan meubel. Harapannya, keterampilan yang diperoleh bisa menjadi bekal berharga setelah mereka kembali ke masyarakat,” ungkapnya.
Program kemandirian bidang keterampilan meubel menjadi salah satu bentuk nyata komitmen Lapas Banjarmasin dalam membekali WBP dengan keahlian praktis. Melalui kegiatan ini, mereka tidak hanya dilatih keterampilan teknis, tetapi juga ditanamkan rasa percaya diri, kemandirian, dan semangat untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. (Humas Lapas Banjarmasin)