Berita

Lapas Banjarmasin Dorong WBP Kembangkan Kreativitas Lewat Batok Kelapa

×

Lapas Banjarmasin Dorong WBP Kembangkan Kreativitas Lewat Batok Kelapa

Sebarkan artikel ini

Banjarmasin, Kabarmetro.co

Rabu (03/09) pagi, ruang pelatihan Lapas Kelas IIA Banjarmasin tampak hidup dengan aktivitas Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Di salah satu meja kerja, Fitri tampak asyik mengukir batok kelapa. Dengan teliti, ia memoles dan membentuk batok tersebut sesuai teknik yang diperoleh dari pelatihan sebelumnya.

Sebelum menjalani masa pidana, Fitri bekerja di bidang service HP dan belum pernah menekuni kerajinan batok kelapa. Namun, kesempatan mengikuti program kemandirian batok kelapa membuatnya antusias dan bersemangat belajar. Ia bahkan sudah mulai mengaplikasikan hasil pelatihan sebelumnya pada karya-karyanya, salah satunya akan dibuat menjadi tas unik dari batok kelapa.

“Senang sekali bisa ikut program ini. Tidak hanya berada di kamar, saya bisa melakukan kegiatan positif dan belajar hal baru,” ujar Fitri dengan senyum penuh semangat.

Bagi Fitri, keterampilan batok kelapa lebih dari sekadar aktivitas mengisi hari. Ia menganggapnya sebagai bekal nyata untuk masa depan.

“Harapan saya, setelah bebas nanti, saya ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi, mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, bisa membantu keluarga, dan mungkin suatu hari bisa membimbing teman-teman WBP lainnya agar mereka juga punya keterampilan dan semangat yang sama,” tambahnya dengan mata berbinar.

Program kemandirian batok kelapa ini menjadi salah satu cara Lapas Banjarmasin memberikan pengalaman dan keterampilan baru bagi WBP, sehingga mereka dapat mengisi waktu dengan produktif, menyalurkan kreativitas, serta memiliki bekal untuk masa depan.

Kepala Lapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, menekankan pentingnya kegiatan seperti ini.

“Melalui program kemandirian batok kelapa, WBP dapat mengembangkan kreativitas dan keterampilan baru. Program ini juga menjadi sarana positif agar mereka lebih produktif selama masa pembinaan,” ujarnya.

Bagi Fitri, setiap batok kelapa yang dibentuk bukan sekadar kerajinan tangan, melainkan simbol kegiatan positif yang membuatnya merasa lebih bermanfaat dan bersemangat menjalani hari di lapas. (Humas Lapas Banjarmasin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *