Banjarmasin, Kabarmetro.co –
Kreativitas warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banjarmasin terus berkembang melalui kegiatan pembinaan kuliner. Salah satu hasilnya adalah produksi es wadai khas Banjar, jajanan tradisional yang kembali dihidupkan melalui sentuhan tangan-tangan terampil dari balik jeruji.
Es Wadai, juga dikenal sebagai Es Gabus atau Es Kue, merupakan jajanan khas Indonesia yang dibuat dari tepung hunkwe. Populer di kalangan anak-anak pada era 80–90-an, kudapan ini biasanya disajikan dalam bentuk potongan persegi, dibungkus plastik mika, dan disajikan dalam kondisi beku. Teksturnya lembut dan kenyal, dengan cita rasa manis yang menyegarkan.
Pada Senin (14/07), sejumlah warga binaan memproduksi es wadai secara mandiri. Salah satu dari mereka, Norman, menjelaskan bahwa pembuatan es wadai memerlukan waktu sekitar satu jam, menggunakan campuran tepung hunkwe, susu, vanili, dan pewarna makanan.
“Kami buat dari tepung hunkwe, prosesnya sekitar satu jam. Setelah dibekukan, rasanya segar dan manis. Banyak yang suka,” ujar Norman.
Produk es wadai ini dijual seharga Rp2.000 per porsi dan mendapat respons positif dari sesama warga binaan karena selain enak, juga membangkitkan nostalgia masa kecil.
Kasi Kegiatan Kerja, Hazairin, menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya mengasah keterampilan kuliner warga binaan, tetapi juga berperan dalam melestarikan kuliner tradisional Indonesia, khususnya khas Banjar.
“Tepung hunkwe sebagai bahan utama punya nilai historis. Ini bukan hanya produk makanan, tapi juga sarana edukasi dan pelestarian budaya,” jelas Hazairin.
Kalapas Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, mengapresiasi semangat warga binaan yang mampu menciptakan produk kreatif dari bahan sederhana.
“Pembinaan yang kami lakukan bertujuan memberi kesempatan warga binaan untuk berkembang. Produk seperti es wadai ini adalah bukti bahwa mereka punya potensi yang bisa diberdayakan,” tuturnya.
Dengan mengangkat kembali jajanan tempo dulu, warga binaan Lapas Banjarmasin tidak hanya belajar keterampilan, tetapi juga menjadi bagian dari pelestarian budaya kuliner bangsa. (Humas Lapas Banjarmasin)