Cipinang | Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang terus memperkuat komitmennya dalam menciptakan budaya literasi sebagai bagian penting dari pembinaan kepribadian Warga Binaan. Melalui program Peningkatan Kemampuan Intelektual Warga Binaan, perpustakaan Lapas hadir bukan sekadar sebagai tempat membaca, tetapi juga sebagai ruang belajar, berpikir kritis, dan membangun pola pikir yang lebih konstruktif.
Setiap harinya, puluhan Warga Binaan memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca buku-buku keagamaan, motivasi, keterampilan praktis, hingga literatur sejarah. Tak hanya itu, berbagai kegiatan literasi seperti diskusi buku, kelas menulis, dan sesi edukatif lainnya turut digelar untuk mendorong minat baca dan semangat belajar di lingkungan pemasyarakatan.
Kepala Lapas Kelas I Cipinang, Wachid Wibowo, menegaskan bahwa literasi menjadi salah satu pilar penting dalam membentuk karakter dan kecakapan intelektual Warga Binaan.
“Kami ingin memastikan bahwa pembinaan di Lapas Cipinang tidak semata menekankan pada kedisiplinan atau keterampilan teknis, tetapi juga penguatan intelektual. Buku adalah jendela dunia. Dengan akses terhadap bacaan yang tepat, Warga Binaan dapat memperkaya wawasan dan mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat dengan lebih baik,” ujar Wachid, Rabu (9/4).
Senada dengan itu, Kepala Seksi Bimbingan Kemasyarakatan, Endi Budi H, menjelaskan bahwa program literasi ini dirancang untuk memberikan ruang refleksi dan pengembangan diri bagi para Warga Binaan.
“Kami melihat literasi sebagai pintu perubahan. Selain meningkatkan kemampuan membaca dan menulis, kami ingin para Warga Binaan mampu berpikir kritis, menyusun gagasan, dan mengekspresikan diri secara positif. Karena itulah kami lengkapi program ini dengan diskusi buku dan kelas menulis,” jelas Endi.
Salah satu Warga Binaan, AS, yang rutin mengunjungi perpustakaan, mengaku menemukan banyak pelajaran hidup dari aktivitas membaca yang dilakukannya selama menjalani masa pembinaan.
“Melalui buku, saya belajar untuk melihat kehidupan dari perspektif baru. Perpustakaan ini menjadi tempat yang menenangkan dan membuat saya tetap produktif,” ungkapnya.
Dengan dukungan penuh dari petugas dan akses yang semakin terbuka terhadap ilmu pengetahuan, Lapas Cipinang terus berupaya menciptakan lingkungan pembinaan yang edukatif, humanis, dan bermakna. Program literasi ini menjadi bukti nyata bahwa pemasyarakatan dapat memberi kontribusi positif dalam membentuk pribadi yang lebih baik.
Hal ini sejalan dengan semangat “Pemasyarakatan Pasti Bermanfaat untuk Masyarakat”, bahwa setiap proses pembinaan, termasuk melalui literasi, dapat membuka peluang baru bagi Warga Binaan untuk tumbuh, berkembang, dan berdaya guna saat kembali ke tengah masyarakat.
Pewarta : Ragil
Tinggalkan Balasan