Cipinang, – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang kembali menjadi sorotan internasional dengan menerima kunjungan delegasi Reclassering Nederland dan Kementerian Kehakiman dan Keamanan Belanda, Jumat (21/3). Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian persiapan World Congress on Probation and Parole (WCPP) 2026, serta membahas implementasi pidana alternatif sebagai solusi terhadap overkapasitas lapas.
Kepala Lapas Kelas I Cipinang, Wachid Wibowo, menyambut baik kedatangan delegasi Belanda dan menegaskan pentingnya kerja sama internasional dalam pengembangan sistem pemasyarakatan yang lebih efektif dan humanis.
“Kami di Lapas Cipinang terus berupaya menjadi institusi pemasyarakatan yang progresif. Kunjungan ini merupakan kesempatan berharga untuk bertukar gagasan dan memperkuat sinergi dalam mengembangkan sistem pembinaan yang tidak hanya berfokus pada pengamanan, tetapi juga pada rehabilitasi dan reintegrasi sosial Warga Binaan,” tegasnya.
Kunjungan ini turut dihadiri oleh Rika Aprianti, Kepala Subdirektorat Kerja Sama Pemasyarakatan, yang menyoroti pentingnya kolaborasi internasional dalam reformasi sistem pemasyarakatan di Indonesia. “Melalui kerja sama dengan berbagai negara, kita bisa belajar dan mengadopsi praktik terbaik dalam sistem pemasyarakatan, terutama terkait pidana alternatif dan pembinaan berbasis rehabilitasi. Ini menjadi langkah maju dalam menciptakan pemasyarakatan yang lebih humanis dan berdampak positif,” tuturnya.
Sementara itu, Johan Bac dari Reclassering Nederland menyampaikan apresiasinya terhadap sistem pemasyarakatan Indonesia yang terus berbenah dan beradaptasi dengan standar internasional. “Indonesia memiliki potensi besar dalam menerapkan pendekatan pemasyarakatan berbasis rehabilitasi. Kami percaya bahwa pengalaman yang dibagikan dalam kunjungan ini dapat memperkaya strategi pemasyarakatan yang lebih modern dan efektif,” ujarnya.
Selain membahas WCPP 2026, diskusi dalam kunjungan ini juga mencakup kesiapan Indonesia dalam menerapkan KUHP baru, optimalisasi program pembinaan bagi Warga Binaan, serta potensi penerapan sistem Transferred on Sentenced Prisoner bagi narapidana asing.
Dengan adanya kunjungan ini, Lapas Cipinang semakin mempertegas perannya sebagai salah satu unit pelaksana teknis pemasyarakatan yang aktif dalam kerja sama global. Keikutsertaannya dalam pembahasan internasional menunjukkan bahwa pembinaan di Lapas Cipinang tidak hanya berorientasi pada pengamanan, tetapi juga pada rehabilitasi yang sejalan dengan visi besar reformasi pemasyarakatan di Indonesia.
Pewarta : Ragil
Tinggalkan Balasan