Sabang – Di tengah maraknya aksi mahasiswa yang turun ke jalan, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Al-Aziziyah Sabang memilih jalur berbeda. Bersama pimpinan kampus, mereka melakukan audiensi dengan DPRK Sabang untuk menyampaikan aspirasi terkait pendidikan tinggi di daerah, 02 September 2025.
Pertemuan berlangsung di ruang Ketua DPRK Sabang dan diterima langsung oleh Ketua DPRK, Ibu Magdalaina, didampingi Wakil Ketua I, Bapak H. Albina Arrahman, ST., M.T., serta Ketua Komisi IV DPRK Sabang, Muhammad Ridwan. Dari pihak kampus, hadir Ketua STIS Al-Aziziyah, Kaprodi Hukum Ekonomi Syariah (HES), bidang akademik, serta Ketua DEMA STIS Al-Aziziyah Sabang, Alvi Dahlia, beserta jajaran.
Ketua DEMA STIS Al-Aziziyah Sabang, Alvi Dahlia, menyampaikan harapan agar pemerintah daerah dapat lebih memperhatikan keberadaan STIS. “Kami juga menaruh harapan besar kepada pemerintah daerah untuk dapat melibatkan dan memperhatikan kami, karena kami adalah putra-putri daerah Sabang. Bantu kami, dukung kami, ujarnya. Selain menyampaikan aspirasi, DEMA juga berdiskusi dengan DPRK terkait berbagai isu aktual yang berkembang di tengah masyarakat.
Ketua STIS Al-Aziziyah Sabang menambahkan bahwa kampus terus menunjukkan perkembangan positif, baik dari sisi sarana-prasarana maupun jumlah mahasiswa. Hampir seluruh mahasiswa STIS adalah anak Sabang. Ia juga mengungkapkan target ke depan untuk membuka program studi baru, yaitu Bahasa Inggris, mengingat kebutuhan SDM bahasa asing di Sabang yang merupakan daerah wisata.
Ketua DPRK Sabang, Ibu Magdalaina, menyambut baik kehadiran STIS. _STIS ini sangat membantu masyarakat Sabang, karena orang tua kadang bukan tidak ada biaya, tetapi ada kekhawatiran melepas anak kuliah jauh keluar daerah. Kami juga berharap DEMA dapat menjaga sikap dan memotivasi adik-adik SMA untuk kuliah di STIS,”_ ucapnya.
Wakil Ketua DPRK Sabang, H. Albina Arrahman, menegaskan bahwa DPRK menyambut baik STIS dijadikan tempat magang mahasiswa. “Saya senang jadi tahu permasalahan dan kebutuhan di STIS. Jangan kalah dengan keterbatasan. Yang penting kemampuan mahasiswa dalam menangkap ilmu agar matang dan bisa diaplikasikan. Ke depan, aspirasi mahasiswa akan kami tindak lanjuti, bahkan DEMA bisa lebih dilibatkan dalam kegiatan DPRK,” jelasnya.
Albina juga menambahkan bahwa DPRK siap mendorong STIS untuk tidak hanya membuat nota kesepahaman (MoU) dengan DPRK, tetapi juga menjalin kerja sama dengan Wali Kota Sabang serta dinas-dinas terkait. Hal ini penting untuk membuka ruang pemagangan mahasiswa STIS di berbagai instansi, sehingga dapat meningkatkan pengalaman, kapasitas, dan daya saing lulusan.
Audiensi ini diakhiri dengan rencana tindak lanjut berupa penyusunan MoU agar kerja sama antara STIS Al-Aziziyah dan DPRK Sabang dapat berkesinambungan dalam mendukung pendidikan tinggi di Kota Sabang.
