Banjarmasin, Kabarmetro.co –
Di bawah sinar matahari pagi, deretan tanaman jagung tampak tumbuh subur di lahan pertanian Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banjarmasin. Senin (07/07), sebanyak 20 warga binaan kembali melaksanakan perawatan rutin tanaman jagung hybrida yang kini telah memasuki usia tanam dua bulan.
Kegiatan hari ini difokuskan pada pembersihan rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman, guna memastikan nutrisi dalam tanah tetap maksimal diserap oleh jagung. Kegiatan ini menjadi bagian dari program pembinaan kemandirian berbasis pertanian, yang tidak hanya berorientasi pada hasil panen, tetapi juga membentuk etos kerja, disiplin, dan semangat memperbaiki diri.
Tanaman yang dirawat adalah jenis jagung hybrida, yang dikenal memiliki produktivitas tinggi. Perawatan dilakukan secara manual, mulai dari penyiangan, pemupukan lanjutan, hingga pengecekan kelembaban tanah.
“Kami ikut nyangkul, cabutin rumput, terus kasih pupuk juga. Capek iya, tapi senang juga lihat jagungnya makin tinggi,” ungkap salah satu warga binaan yang ikut dalam kegiatan.
Kegiatan perawatan ini berlangsung di bawah pengawasan langsung Kasubsi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja, Ikrar Aulia, yang secara rutin turun ke lapangan untuk mendampingi warga binaan dan memastikan proses berjalan sesuai dengan teknik budidaya yang benar.
“Pendekatan kami tidak sekadar melatih menanam, tapi juga membentuk pola pikir kerja yang sabar, tekun, dan bertanggung jawab. Tanaman ini akan dipanen sekitar empat bulan lagi, jadi prosesnya masih panjang dan perlu konsistensi,” ujar Ikrar Aulia.
Jagung hybrida yang ditanam ini ditargetkan akan dipanen pada usia enam bulan, dan diharapkan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan dapur lapas maupun dijadikan bagian dari kegiatan pengelolaan hasil kerja warga binaan.
Kalapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, menilai bahwa kegiatan pertanian menjadi sarana pembinaan yang alami dan menyehatkan, serta mampu menciptakan ruang kontemplasi positif bagi warga binaan.
“Pertanian adalah pembinaan yang menenangkan sekaligus produktif. Saat tangan mereka sibuk menanam dan merawat, ada proses perubahan batin yang juga berjalan,” ungkap Kalapas.
Dengan mengintegrasikan pembinaan moral dan keterampilan teknis, kebun jagung ini bukan sekadar lahan pertanian, tetapi juga lahan harapan tempat warga binaan belajar untuk tumbuh kembali sebagai pribadi yang lebih baik. (Humas Lapas Banjarmasin)