Pemalang | Juru bicara Ormas Perjuangan WaliSanga Indonesia -Laskar Sabillah ( PWI -LS) Kabupaten Pemalang Andi Rustono kecewa dengan Viralnya Pernyataan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah ( Forkopimda ) Kabupaten Pemalang dalam konferensi pers Kamis malam (24/7/2025) kemarin , Pasca terjadinya bentrokan dua Ormas PWI -LS dan FPI, yang menyebut situasi telah kembali kondusif terjadinya bentrokan tersebut.
“Saat ini FPI merasa jumawa karena tidak ada kelompok masyarakat yang berani melawan FPI, PWI LS akan membangkitkan kekuatan masyarakat yang selama ini berseberangan, untuk berani melawan dan menolak berdirinya FPI, negara mestinya bertanggung jawab atas pembubaran FPI lama dan Reborn bukan bersama satu panggung,”ujar Andi,Rabu ( 30/7 ).
Ia menambahkan, terjadinya Chaos menandakan penolakan FPI sangat tinggi, sudah saatnya kepolisian memetakan wilayah wilayah rawan terjadinya bentrok semacam di Pemalang
“Tidak boleh lagi kepolisian dan TNI menunggu sampai ada korban dan tampilnya bupati naik ke panggung pada saat acara FPI merupakan tindakan yang ngga pas, disaat rakyat menolak, bupati justru di panggung,” tutupnya.
Pasca bentrokan antara massa Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS) dan Front Persaudaraan lslam (FPl) di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan,menuai respons keras dari jajaran anggota dan pengurus PWI-LS.
Disamping Andi Rustono sebagai Jubir Ormas, ketua PWI -LS Kabupaten Pemalang Wahyudin juga menyayangkan cara Forkopimda mengelola komunikasi publik,Menurutnya tidak cukup mengakomodasi realita di lapangan, terutama terkait korban dari pihak PWI-LS yang mengalami luka berat, termasuk satu anggota yang luka parah di kedua mata akibat serangan senjata tajam.
“Kami tidak melihat ada pengakuan yang jujur tentang kekejaman yang kami alami. Konferensi pers itu seperti menutupi luka kami dengan perban yang tidak steril akan tetapi terlihat rapi, tapi justru menginfeksi,” ujar Wahydin.
Forkopimda dalam pernyataannya menyebut bahwa kondisi di Kecamatan Petarukan sudah aman, aktivitas masyarakat kembali normal. Namun, menurut PWI- LS, narasi tersebut mengabaikan fakta bahwa sebagian korban masih dirawat, trauma belum pulih, dan keadilan belum ditegakkan.
Bupati Pemalang, Anom Widiyantoro, menyebut pada saat press conference pasca bentrokan kemarin, Bahwa pemerintah akan menanggung biaya pengobatan korban dan menyerahkan penyelidikan kepada aparat penegak hukum dan PWI-LS menyambut baik janji tersebut, namun hingga saat ini belum ada satupun pelaku kekerasan yang ditangkap secara transparan, terutama dari pihak yang diduga membawa senjata tajam saat insiden bentrokan antara FPI dan PWI -LS.