Banjarmasin, Kabarmetro.co –
Pagi itu, Minggu (17/08), suasana Masjid Baabud Taqwa Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banjarmasin dipenuhi lantunan ayat suci Al-Qur’an dari warga binaan yang tengah mengaji. Usai kegiatan, Tim Humas menghampiri Riduan, seorang warga binaan berusia 52 tahun yang tampak masih memegang buku Iqro kecilnya.
Dengan senyum sederhana, Riduan bercerita tentang niatnya.
“Alhamdulillah, sudah dua bulan ini saya fokus belajar membaca Al-Qur’an dari dasar. Saya dibimbing teman-teman yang sudah paham tajwid. Selama di dalam sini, niat saya ingin bisa lancar membaca Al-Qur’an,” tuturnya.
Riduan mengaku, usia bukan halangan baginya untuk terus belajar.
“Kadang masih terbata-bata, kadang salah, tapi saya tidak malu. Justru saya senang karena ada yang mau membimbing saya,” tambahnya sambil menutup lembar Iqro dengan hati-hati.
Bagi Riduan, setiap huruf hijaiyah yang ia eja adalah langkah kecil menuju harapan besar. Lebih dari sekadar latihan membaca, proses ini menjadi jalan untuk memperbaiki diri dan semakin mendekatkan hati kepada Allah.
“Selagi ada kesempatan, saya ingin terus belajar. Usia bukan alasan berhenti berusaha,” ucapnya mantap.
Wawancara singkat di pagi hari itu meninggalkan kesan mendalam: di balik jeruji, masih ada cahaya harapan. Dari lembar demi lembar Iqro, Riduan tengah menata jalan baru dengan bacaan suci sebagai penerang langkah hidupnya. (Humas Lapas Banjarmasin)
