Banjarmasin, Kabarmetro.co –
Setiap pagi, langkah Supian menuju kolam lele di pojok area pembinaan kemandirian Lapas Kelas IIA Banjarmasin menjadi rutinitas yang tak pernah ia lewatkan. Dengan penuh kesabaran, ia menebar pakan lele yang dibuat dari olahan gondang, keong air tawar yang banyak dijumpai di sekitar lingkungan lapas.
Supian merupakan salah satu warga binaan yang aktif mengikuti program pembinaan kemandirian di bidang perikanan lele. Di bawah bimbingan petugas Seksi Kegiatan Kerja, ia tak hanya belajar merawat ikan secara teknis, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab dan ketekunan yang kini menjadi bagian dari kesehariannya.
“Setiap hari saya bersihkan kolam, kasih pakan dari gondang yang kami kumpulkan sendiri. Dari kegiatan ini saya belajar sabar dan telaten,” ujar Supian saat ditemui pada Jumat (13/06) pagi.
Program budidaya lele ini merupakan bagian dari strategi pembinaan berkelanjutan yang dijalankan Lapas Banjarmasin untuk membekali warga binaan dengan keterampilan yang aplikatif dan bernilai ekonomi.
Kepala Seksi Kegiatan Kerja, Hazairin, menegaskan bahwa kegiatan ini tak hanya sekadar aktivitas harian, tetapi menjadi jalan pembelajaran yang utuh bagi warga binaan.
“Supian salah satu yang paling tekun. Dari merawat, memberi pakan, hingga menjaga kualitas air—semuanya dijalani dengan tanggung jawab. Ini menunjukkan bahwa pembinaan bukan hanya teori, tapi dipraktikkan dengan hati,” jelas Hazairin.
Sementara itu, Kalapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Heriansyah, menilai kegiatan pembinaan seperti budidaya ikan lele memiliki peran penting dalam proses rehabilitasi sosial warga binaan.
“Kami ingin warga binaan punya bekal keterampilan yang bisa mereka kembangkan setelah bebas nanti. Lele ini bukan sekadar ikan, tapi simbol harapan dan proses perubahan,” tuturnya.
Melalui tangan-tangan seperti Supian, Lapas Banjarmasin terus mendorong tumbuhnya kemandirian dan harapan baru dari kolam sederhana, menuju kehidupan yang lebih baik di masa depan. (red)