Banjarmasin, Kabarmetro.co –
Upaya pembinaan kemandirian terus dilakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banjarmasin melalui pelatihan pembuatan kain sasirangan. Pada Senin (14/07), petugas dari Subseksi Bimbingan Kerja mencontohkan secara langsung proses pembuatan pola kepada warga binaan.
Dalam kegiatan tersebut, M. Arif Rivaludin, staf Subseksi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja, memperagakan teknik menggambar motif “Bintanga” dan “Wajik” di atas kain sebagai dasar dari karya sasirangan. Kedua motif ini dipilih karena memiliki makna simbolis sebagai lambang ketahanan dan perisai, yang merepresentasikan semangat daya tahan dan perlindungan dalam kehidupan.
“Pola ini bisa dikerjakan dalam waktu dua hari, tergantung dari tingkat kerumitan motifnya. Semakin rumit, tentu butuh lebih banyak ketelitian,” jelas Arif saat memberikan arahan kepada warga binaan.
Kasi Kegiatan Kerja, Hazairin, menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya melatih keterampilan warga binaan, tetapi juga menjadi bagian dari pembentukan karakter dan rasa percaya diri.
“Sasirangan adalah warisan budaya yang kita angkat sebagai media pembinaan. Selain menambah keterampilan, warga binaan juga belajar makna filosofis dari setiap motif yang mereka buat,” ujar Hazairin.
Kepala Lapas Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, mengapresiasi semangat warga binaan yang mengikuti pelatihan dengan antusias, serta peran aktif petugas dalam membimbing mereka secara langsung.
“Kami ingin warga binaan tidak hanya menjalani masa pidana, tapi juga mendapat bekal keterampilan dan nilai budaya. Pembinaan seperti ini menjadi jembatan untuk perubahan yang nyata,” ungkap Kalapas.
Proses pelatihan dimulai dari penggambaran pola, pewarnaan, hingga penyelesaian akhir. Selain melatih keterampilan tangan, kegiatan ini juga mengajarkan warga binaan nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam motif-motif tradisional Banjar.
Kegiatan ini menjadi bagian dari program pembinaan kemandirian yang difokuskan pada sektor kerajinan khas daerah, sekaligus sebagai bentuk pelestarian budaya lokal di dalam lingkungan pemasyarakatan. (Humas Lapas Banjarmasin)