Banjarmasin, Kabarmetro.co —
Deretan tanaman jagung tumbuh subur di lahan kosong di balik tembok Lapas Banjarmasin. Di lahan inilah semangat kemandirian ditanam bersama biji jagung, di bawah bimbingan Suratno, Kasubsi Sarana Kerja yang gigih mendampingi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Bagi Suratno, ladang jagung bukan sekadar kebun biasa. Ia adalah tempat belajar, tempat bekerja, sekaligus tempat menanam harapan bagi WBP agar tetap produktif meski sedang menjalani masa pidana.
“Bertani ini kita pilih karena banyak WBP yang dulunya petani. Kalau tidak dipraktikkan, keahlian itu hilang. Di sini, mereka belajar lagi cara mengolah lahan, menanam, merawat, sampai panen,” ujar Suratno, sambil berdiri di antara barisan tanaman jagung yang mulai berbuah.
Pembinaan bidang pertanian ini diawali dengan membersihkan lahan, membuat bedengan, menanam benih, memupuk, hingga perawatan harian. Suratno selalu terjun langsung memantau, memberikan arahan teknis, sekaligus menanamkan rasa tanggung jawab dan kerja sama di antara WBP.
Hasil panen jagung nantinya tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan dapur Lapas, tapi juga dijual ke pihak luar sebagai salah satu sumber pendapatan pembinaan. Dengan begitu, para WBP bisa melihat langsung hasil kerja keras mereka memberikan manfaat nyata.
“Harapannya, mereka bisa mandiri. Kalau pulang nanti, mereka bisa kembali bertani. Atau minimal punya pengetahuan untuk mengelola lahan di kampungnya sendiri,” tambah Suratno.
Suratno percaya, lewat ladang jagung ini, WBP tidak hanya menanam benih di tanah, tetapi juga menanam semangat baru untuk menata hidup ke depan. Karena di balik pagar tinggi Lapas, ada cita-cita yang tumbuh satu baris jagung, satu baris harapan. (Humas Lapas Banjarmasin)
