Berita

Warga Binaan Lapas Banjarmasin Lestarikan Budaya Banjar Melalui Musik Tradisional

×

Warga Binaan Lapas Banjarmasin Lestarikan Budaya Banjar Melalui Musik Tradisional

Sebarkan artikel ini

Banjarmasin, Kabarmetro.co –

Suasana hangat dan penuh kebersamaan terasa di area kunjungan Lapas Kelas IIA Banjarmasin pada Rabu (18/06) pagi, saat alunan musik panting menghibur keluarga warga binaan yang datang berkunjung. Iringan musik tradisional khas Banjar ini dibawakan langsung oleh grup panting warga binaan yang tergabung dalam program pembinaan seni dan budaya.

Grup musik yang terdiri dari warga binaan ini memainkan sejumlah lagu Banjar yang familiar di telinga masyarakat, di antaranya Paris Berantai, Uma Abah, Gunung Bamega, Tulak Malunta, dan Aluy Sayang. Tembang-tembang tersebut mengalun merdu, menghadirkan suasana akrab dan menyentuh hati bagi para pengunjung.

Salah satu pemain musik panting, Herman, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai sarana pelestarian budaya Banjar di dalam lapas.

“Alhamdulillah, dengan adanya kegiatan musik panting ini, kami bisa tetap melestarikan budaya Banjar. Selain itu, ini juga jadi sarana hiburan yang positif, baik bagi kami maupun bagi keluarga warga binaan yang datang berkunjung,” ujar Herman.

Kegiatan seni budaya ini merupakan bagian dari pembinaan kepribadian yang rutin digelar oleh Lapas Banjarmasin, sebagai bentuk dukungan terhadap ekspresi kreatif warga binaan dan upaya menjaga warisan budaya lokal.

Kalapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, menyampaikan bahwa keberadaan grup musik panting di dalam lapas menjadi wujud nyata dari pembinaan yang humanis dan berkelanjutan.

“Selain membina karakter dan keterampilan, kami juga ingin agar warga binaan tetap terhubung dengan akar budaya mereka. Musik panting adalah salah satu sarana untuk itu,” ujar Kalapas.

Dengan semangat yang mengalun dari dawai-dawai panting, harapan dan semangat untuk berubah terus ditumbuhkan di dalam Lapas Banjarmasin—sambil tetap menjaga denyut budaya Banjar agar tak lekang oleh waktu. (Lapas Banjarmasin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *