Jakarta,kabarmetro.co, 

Mimika – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) John Wempi Wetipo mendorong pemerintah daerah (Pemda) di Papua Tengah membangun Taman Budaya untuk mewadahi potensi seni dan talenta yang dimiliki oleh masyarakat setempat. Wempi mengajak dan mendorong agar keragaman budaya yang dimiliki oleh suku bangsa yang ada di Mimika dapat bersatu untuk memajukan daerah.

Berdasarkan data yang dikantonginya, kurang lebih ada 314 ribu penduduk yang tinggal di Kabupaten Mimika dan memiliki potensi keragaman budaya yang besar. Dari jumlah itu, 38 persen di antaranya merupakan Orang Asli Papua (OAP). Sementara sisanya diisi oleh Paguyuban Nusantara dan berbagai suku lainnya.

“Saya berharap para bupati ke depan, kalau bisa, kita membangun Taman Budaya,” katanya saat membuka acara Timika Inside Festival of Art (TIFA) 2024 di Lapangan Timika Indah, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Kamis (18/7/2024).

Tugas Pemda, kata Wempi, adalah menyiapkan sarana bagi masyarakat agar bisa berkembang. Ketika masyarakat golongan muda berkembang, maka anak-anak pun akan ikut mengembangkan potensi mereka. Dengan begitu, diharapkan mereka bisa bersaing dan meningkatkan potensi kreatifnya untuk kemajuan daerah.

“Kalau bisa, ada ruang yang disiapkan oleh Pemerintah Daerah di sini dan disebut dengan Taman Budaya Papua, sehingga setiap akhir pekan diberi ruang kepada mereka untuk menampilkan atraksi-atraksi budaya, tapi dibiayai oleh pemerintah daerah,” ucapnya.

Menurut Wempi, terkadang masyarakat tak memiliki ruang dan tempat yang jelas untuk berkembang. Dengan adanya Taman Budaya, talenta yang dimiliki masyarakat Papua Tengah bisa berkembang dengan baik. Hal ini juga akan memberi dampak pada branding daerah, terlebih kesan daerah konflik yang tercipta bisa dihilangkan dengan keterlibatan anak-anak muda yang memiliki kegiatan positif.

“Harapan kita, harapan saya sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri, agar pemerintah bertugas untuk bagaimana kita memfasilitasi, memberikan ruang-ruang publik kepada masyarakat,” tambahnya.

Ia menegaskan, ketika manusia dibangun dengan baik dan benar, maka infrastruktur juga akan bisa dibangun dengan baik. Namun, ketika manusia tidak dibangun dengan baik, maka pembangunan yang diharapkan juga tidak akan berjalan dengan baik.

“Pembangunan bukan hanya infrastruktur yang kita pikirkan, tapi pembangunan-pembangunan manusia yang kita pikirkan, sehingga manusia inilah yang menggerakkan pembangunan,” pungkasnya.

Puspen Kemendagri

(Ida)

Reporter: Redaksi Jakarta

Tag