Jakarta,kabarmetro.co,
JAKARTA, Sungguh Ironis Taman Balai Warga Cagar Budaya Batu Penggilingan, yang baru -baru ini telah tertata rapih, bersih dan indah dipandang mata yang berlokasi di atas lahan aset milik negara atau lahan aset milik UPK PPUKMP di RT.10 / RW 07 Kelurahan Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur yang baru saja diresmikan oleh Walikota Administrasi Jakarta Timur Muhammad Anwar dalam acara Festival Batu Penggilingan Ke 2, pada bulan Agustus 2024 lalu, Kini hancur berantakan sehingga terlihat menjadi kampung kumuh kembali, lantaran di bongkar paksa oleh oknum segelintir warga karena dianggap menjadi penyebab banjir pada saat hujan yang hanya berlangsung sebentar terjadi pada Senin,(09/09/2024) Sore.
Perlu diketahui bahwa sebelumnya Cagar Budaya Batu Penggilingan ini dengan perlahan- lahan di benahi sebagai Warisan Cagar Budaya Batu penggilingan oleh Pemerintah Admintrasi Jakarta Timur bersama unsur – unsur yang terkait, termasuk kawasan yang ada disekitar Cagar Budaya Batu penggilingan tersebut yang sejak zaman dahulu yang dijuluki pemukiman kumuh lantaran banyak warga diduga yang menghuni bangunan liar.
Dengan sentuhan jajaran Pemerintah Kota Admintrasi Jakarta Timur, kawasan sekitar Cagar Budaya Batu Penggilingan yang kini di buatkan beberapa Fasilitas umum untuk kepentingan warga, diantaranya dengan membangun seperti trotoar serta pengaspalan. Selain itu, ada juga ruang interaksi publik seperti balai balai warga di pinggiran kali buaran dan dipusatkan di Balai Warga RW 07, beserta beberapa taman yang menghiasi dan memperindah kawasan itu, sehingga jauh dari kata kumuh, predikat yang pernah tersandang dari kampung tersebut sebelumnya.
Namun sayang, akibat ulah tangan oknum warga yang membuat selokan -selokan menjadi semrawut yang hanya mementingkan kepentingannya Pribadinya, dengan alasan untuk mengatasi genangan air akibat hujan sesaat tanpa memikirkan dampak lingkungan sekitar, dengan teganya merusak Taman Balai Warga Cagar Budaya Batu Penggilingan tersebut padahal baru saja di sambangi dan di tanami bibit pohon oleh Walikota Admintrasi Jakarta Timur Muhammad Anwar, di acara Festival Batu Penggilingan Ke 2 di bulan Agustus 2024 ini.
Akibat ulah oknum warga tersebut, tampak kini taman Balai Warga yang awalnya tersusun rapi dan indah, kini tampak kumuh, bahkan talud atau Retaining wall sebagai dinding penahan lonsor yang terletak di kali buaran, samping Taman Balai Warga juga dibobol untuk jalan pembuang genangan air ke kali buaran.
Perlu di ketahui, warga yang ada disekitar sekitar Taman Balai Warga merupakan warga pendatang yang menghuni bangunan liar dengan mencaplok dan menempati lokasi tanah aset milik Pemprov DKI Jakarta tanpa ijin, bahkan bangunan yang berdiri sudah berupa bangunan premanen.
Kemudian saat sejumlah awak media mencoba mengkonfirmasi ke pihak kelurahan atas kejadian tersebut, ternyata Lurah sudah 2 kali mengajak warga setempat melalui Ketua RT nya, untuk melakukan kerja bakti bersama PPSU, saat penataan wilayah yang ada cagar budayanya tersebut.
Penduduk sekitar yang mengalami banjir adalah warga yang menempati tanah pemerintah secara ilegal, yang sudah berlangsung puluhan tahun dan disinyalir ada dugaan oknum UPK PPUKMP yang bermain, sehingga tanah milik pemerintah itu banyak di serobot oleh warga.
Pasalnya, saat ini tanah milik Pemda yang terdapat plang milik Pemda seluas 5.565 M2 itu, sebagian besar di kuasai oleh warga secara ilegal, padahal pemerintah sudah mengeluarkan anggaran milyaran Rupiah tiap tahunnya untuk pengamanan aset lokasi tanah tersebut.
Pimpinan UPK PPUKMP saat ini tidak terlihat melakukan pengamanan aset, yang padahal itu merupakan bagian pekerjaannya dan tidak menjalankan Intruksi Gubernur No 1 Tahun 2020 : Perihal Pengamanan Asset yang Berpotensi Hilang dan di Kuasai Pihak Lain.
Ada Apa dengan Kepala UPK PPUKMP saat ini, sehingga mengabaikan Intruksi Gubernur…???
Di sisi lain, Warga yang menempati lokasi tersebut juga berkontribusi pencemaran air tanah, terlihat dari Banyaknya pembuangan BAB langsung ke kali .
Selain terlihat kumuh, pemerintah DKI Jakarta juga berpotensi kehilangan asset tanah dan akan terus menyisakan masalah sepanjang waktu.
Tampaknya program pemerintah menjadi Jakarta Kota Global Berjuta Pesona tidak sejalan dengan para pimpinan yang berada di bawahnya, Patut di evaluasi pimpinan yang tidak berani melakukan tindakan pengambilan hak dan menjalankan tugasnya.
Seperti diketahui Wilayah RW 07 Penggilingan,Cakung, Jakarta Timur meupakan salah satu RW kumuh, yang sedang menjalankan program CIP oleh Pemda.
Sejalan dengan itu, penataan sepanjang Kali Buaran pun di lakukan, Pihak Kelurahan melalui tenaga PPSU terus bekerja keras merapihkan dan membersihkan sepanjang Kali Buaran, agar selalu bersih dan tertata rapih, Warga dan pendatang yang berkunjung banyak memberikan apresiasi atas kinerja tersebut.
Sementara itu Sahroni,SE selalu Ketua LMK RW 07 saat ditemui sejumlah awak media pada hari Selasa (10/9/2024) di Balai Warga RT 10/RW 07 menceritakan kronlogi kejadian perusakan Taman Balai Warga Cagar Budaya Batu Penggilingan tersebut yang diduga dilakukan oleh oknum warga sekitaran belakang lokasi lahan Taman Balai Warga tersebut.
“Pada Senin tanggal 09 September 2024, Sekitar Jam 15.00 WIB, itu terjadi hujan lebat sehingga ada aduan warga ada banjir, memang pada Bulan Agustus lalu, kita ada festival Batu Penggilingan dan tamu-tamu penting lainnya hadir , karena di acara Festival Batu Penggilingan tersebut tempatnya memang di gunakan untuk penanaman pohon, sehingga pihak panitia merapikan semua lokasi lahan tanah tersebut bersama dengan pihak Kelurahan melakukan perapihan, sehingga pada saat penanaman pohon bisa berjalan lancar, ” ujar Ketua LMK RW 07 Penggilingan Sahroni SE.
Lebih lanjut Sahroni menjelaskan kronologi kejadiannya kemarin saat hari Senin sore, kita tahu sekitar pukul 15.00 WIB sore turun hujan tiba-tiba saja tergenang lahan tersebut, memang ada pengaduan dari warga, kalau terjadi genangan air disitu, Sebenarnya kita dari LMK RW 07.00 Sudah memberikan solusi agar Air dibuangnya dialirkan ke arah depan unit Balai Warga yang kebetulan sekali disitu sudah ada selokan alirannya tidak lagi melalui jalur yang dapat merusak Taman Balai warga, ternyata tidak diindahkan oleh segelintir oknum warga.
“Bahkan pihak Lurah sendiri sudah memberikan surat perintah sebanyak dua kali kepada pak Mustapa selaku Ketua RT 10 / RW 07 Penggilingan yang berlokasi di lahan aset milik pemerintah tersebut untuk melakukan kerja bakti tetapi tidak pernah dilakukannya sehingga akibat lalai tak menghiraukan surat perintah kerja bakti tersebut maka begitu datang hujan terjadilah banjir,” Jelasnya.
Selanjutnya Sahroni yang akrab disapa Bang Oni mengungkapkan kemudian pada hari Selasa pagi,kita sudah lihat ke lokasi ternyata sudah ada pembobolan, ada saluran yang sebelumnya sudah ada atau efek yang sudah ada yang dia bobol lagi, padahal itu memang sudah kita rapikan untuk dialihkan ke tempat lain.
Lanjut Sahroni karena tidak ada komunikasi lagi, maka hal itu merupakan sebuah pengurusakan, sehingga menurut dirinya tidak lagi sesuai dengan apa yang kita inginkan, Karena tujuan kami adalah bahwa RW 07 Penggilingan selama ini, sejak tahun 2017 mendapat predikat RW Kampung kumuh, Nah kita pengen menghilangkan predikat kumuh tersebut.
“Oleh karena itu saya sebagai LMK RW 07 bekerjasama dengan RW dan Kelurahan Penggilingan, tergerak untuk memperbaiki predikat itu, supaya tidak lagi menjadi predikat kampung kumuh, makanya kita rapikan semua dengan menghimbau supaya warga-warga yang tinggal di sana agar tidak lagi membuang apapun ke saluran air atau membuang kotoran rumah tangganya itu tidak lagi melalui kali yang sudah kita rapihkan bersama-sama,” Kata Bang Oni
Kemudian Sahroni sebagai Ketua LMK RW 07 penggilingan menghimbau supaya warga-warga terus berusaha bersama dengan pihak Kelurahan untuk membantu pembangunan, sebagaimana Moto DKJ, kalau dari kita sendiri tidak melaksanakan itu, pemerintah tentunya juga tidak mendapat dukungan dari masyarakat.
Sambung Bang Oni berharap juga supaya masyarakat yang tinggal di PIK ini, atau di lahan aset milik UPK ini, agar segera merapikan selokan air yang sudah diberikan solusi oleh LMK, RW dan Kelurahan. Maka Kepada UPK penggilingan ini, diminta supaya lahan yang luasnya kurang lebih 5000 M2 yang memang cukup luas itu agar bisa mendukung program pemerintah menjadi Jakarta Kota Global sejuta pesona tersebut, harus segera ditindak lanjuti dahulu.
“Kalau menurut saya memang harus segera ditindak lanjutin, karena sudah mendekati musim penghujan di bulan Oktober, November, Desember kemungkinan, kalau ini tidak di atasi maka musibah lainnya akan ada terus,” pungkasnya.
(Red)